MDGS 2015
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Teori Organisasi Umum 1
Disusun oleh:
Shifa Awaliyah (18113444)
2KA17
FAKULTAS ILMU
KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI
JURUSAN
SISTEM INFORMASI
UNIVERSITAS
GUNADARMA
Asisten Utusan Khusus
Presiden Indonesia untuk tujuan pembangunan milenium (MDG), Diah
Saminarsih, kepada VOA, mengatakan ada tiga target tujuan pembangunan
millennium yang sangat sulit dicapai pada tahun 2015, yaitu menurunkan angka
kematian ibu melahirkan, menurunkan penyebaran virus HIV/AIDS serta
mengakses air bersih dan sanitasi dasar. Hal tersebut, kata Diah, disebabkan
oleh banyak faktor diantaranya pembangunan yang belum merata sehingga
infrastruktur maupun layanan kesehatan antara satu provinsi dengan provinsi lainnya
berbeda. Terkadang, lanjut Diah, satu daerah hanya memiliki satu puskesmas dan
itu jaraknya sangat jauh serta dengan kondisi jalan yang tidak baik. Selain itu
pendidikan masyarakat untuk bisa hidup sehat juga masih sangat kurang, ujarnya.
Ia juga menjelaskan angka kematian ibu melahirkan selalu tinggi setiap
tahunnya. Masih kurangnya tenaga kesehatan di daerah terutama daerah terpencil
di Indonesia, lanjut Diah, juga merupakan salah satu penyebab masih tingginya
angka kematian ibu melahirkan. Kebanyakan dari mereka yang hidup di daerah
terpencil masih percaya dukun beranak, ujarnya. Diah juga menyayangkan tidak
lagi berjalannya program Keluarga Berencana (KB) saat ini.
“Pengendalian penduduk itu menjadi salah satu penyebab utama kenapa angka kematian ibu terus bertambah karena dengan tidak adanya KB ini sekarang, itu menyebabkan akses terhadap kontrasepsi juga menurun. Itu membuat faktor resiko ibu kematian ibu saat melahirkan meningkat. Makin sering dia hamil dan melahirkan, faktor resiko dia bertambah terus,” ujarnya.Untuk mencapai tujuan MDG mengenai kesehatan ibu, Indonesia harus menurunkan angka kematian ibu saat melahirkan menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup pada 2015, dari angka saat ini yaitu 228 per 100.000 kelahiran.
“Pengendalian penduduk itu menjadi salah satu penyebab utama kenapa angka kematian ibu terus bertambah karena dengan tidak adanya KB ini sekarang, itu menyebabkan akses terhadap kontrasepsi juga menurun. Itu membuat faktor resiko ibu kematian ibu saat melahirkan meningkat. Makin sering dia hamil dan melahirkan, faktor resiko dia bertambah terus,” ujarnya.Untuk mencapai tujuan MDG mengenai kesehatan ibu, Indonesia harus menurunkan angka kematian ibu saat melahirkan menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup pada 2015, dari angka saat ini yaitu 228 per 100.000 kelahiran.
Pencapaian target MDGs terkait HIV AIDS kata Diah juga sulit dicapai
oleh Indonesia pada tahun 2015 karena dalam lima tahun terakhir jumlah
penderita HIV AIDS di Indonesia terus bertambah. Saat ini ada sedikitnya 6.300
kasus AIDS dan 20.000 kasus HIV sejak 1987, menurut data Kementerian Kesehatan.
Angka-angka ini menurut para ahli merupakan puncak gunung es karena jumlah
sebenarnya diyakini lebih besar dari itu. Meskipun pemerintah, kata Diah,
menyakini ketiga taget MDGS itu tidak akan tecapai pada 2015, tetapi pihaknya
terus berupaya dan bekerjasama dengan sejumlah kementerian agar penurunan bisa
dicapai meski melebihi tahun 2015.“Kalau dari kantor kita saja, kita memilih
intervensi kesehatan primer jadi kita memperkuat level puskesmas baik dari sisi
sumber daya maupun alat kesehatan dasar yang harus ada di Puskesmas, kita
berusaha untuk itu,” ujarnya. “Kita merekrut dan mengirim tim profesional
kesehatan dari dokter, bidan, perawat dengan pemerhati kesehatan untuk
memperkuat sistem kesehatan primer. Jadi dari level masyarakat edukasi mengenai
kesehatan masyarakat dikuatkan dulu. Sedangkan Kementerian Kesehatan juga
banyak, dia ada perbaikan nutrisi, Jamkesmas, Jampersal. Sedangkan Cipta Karya
kementerian Pekerjaan Umum, dia juga buat untuk air.”
Sehubungan dengan tingginya angka kematian ibu melahirkan, Sekretaris Jenderal Koalisi Perempuan Indonesia Dian Kartika Sari mengusulkan agar pemerintah memberikan beasiswa sekolah bidan untuk perempuan di desa.“Biasanya bidan yang ditempatkan di daerah itu ada banyak masalah, mereka harus menyesuaikan diri, mereka tidak kerasan lalu pulang. Tetapi kalau anak-anak di daerah itu setelah tamat SMA kemudian mereka mendapatkan beasiswa untuk menjadi bidan, sehingga setiap desa ada bidan, saya kira juga itu akan menolong mengurangi angka kematian ibu melahirkan,” ujarnya.
Pemerintah Indonesia menyadari masih tertinggal dalam mencapai target yang ditetapkan dalam Tujuan Pembangunan Milenium atau Millennium Development Goals (MDG) tahun 2015. Hal senada juga disampaikan Koordinator Yayasan Forum Indonesia Muda, yayasan yang sangat peduli dengan program-program pencapaian MDG 2015 yaitu Ivan Ahda.
Sehubungan dengan tingginya angka kematian ibu melahirkan, Sekretaris Jenderal Koalisi Perempuan Indonesia Dian Kartika Sari mengusulkan agar pemerintah memberikan beasiswa sekolah bidan untuk perempuan di desa.“Biasanya bidan yang ditempatkan di daerah itu ada banyak masalah, mereka harus menyesuaikan diri, mereka tidak kerasan lalu pulang. Tetapi kalau anak-anak di daerah itu setelah tamat SMA kemudian mereka mendapatkan beasiswa untuk menjadi bidan, sehingga setiap desa ada bidan, saya kira juga itu akan menolong mengurangi angka kematian ibu melahirkan,” ujarnya.
Pemerintah Indonesia menyadari masih tertinggal dalam mencapai target yang ditetapkan dalam Tujuan Pembangunan Milenium atau Millennium Development Goals (MDG) tahun 2015. Hal senada juga disampaikan Koordinator Yayasan Forum Indonesia Muda, yayasan yang sangat peduli dengan program-program pencapaian MDG 2015 yaitu Ivan Ahda.
Kepada VoA di Jakarta hari Kamis (9/2), Ivan Ahda berpendapat walaupun jika dilihat kondisi saat ini di Indonesia seperti masih tingginya angka kemiskinan, serta masih sulitnya akses pendidikan dan kesehatan di daerah-daerah maka Indonesia akan sulit mencapai target MDG 2015, namun ditambahkannya pemerintah dan masyarakat harus tetap optimistis dapat tercapai meski harus didukung melalui kemauan politik pemerintah dan didukung berbagai program pro rakyat.Bahkan ia mengingatkan tindak pidana korupsi yang masih marak terjadi di Indonesia merupakan akar persoalan yang sangat berdampak negatif terhadap upaya pencapaian target MDG’s 2015. Selain itu ditegaskannya sektor pendidikan juga merupakan akar dari seluruh program yang harus dicapai dalam MDG’s 2015 karena tanpa kemajuan pendidikan maka kemajuan dalam program lain akan sulit diwujudkan.“Kalau misalnya mau tercapai 2015 artinya pemerintah harus melakukan lompatan yang menurut saya tidak usah menunggu pemimpin baru, tidak usah kemudian nunggu Pemilu segala macam, kita sih masih optimis, kita udah on the track nih sebenarnya. Kalau orang udah on the track ada dua kemungkinan, pertama adalah masalah laju dia di sana tapi laju ini masih lama, lambat lah ya, yang kedua udah lajunya lambat kebanyakan kerikil atau batu lagi, dan batunya itu datang dari mereka sendiri, ada korupsi, ada apa yang itu semuanya berpengaruh kepada pencapaian MDGs," ungkap Ivan Ahda.
REFERENSI
0 komentar:
Posting Komentar