Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Tugas Bulan 2

TUGAS BULAN 2

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Bahasa Indonesia 1




1.    Pilihan Kata
2.    Kalimat Efektif
3.    Alinea atau Paragraf

Disusun oleh   :       Shifa Awaliyah   (18113444)3KA17


FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI
JURUSAN SISTEM  INFORMASI
UNIVERSITAS GUNADARMA




BAB I
Pilihan Kata

A. Pengertian Diksi atau Pilihan Kata
Diksi dapat diartikan sebagai pilihan kata, gaya bahasa, ungkapan-ungkapan pengarang untuk mengungkapkan sebuah cerita.
Agar menghasilkan cerita yang menarik, diksi atau pemilihan kata harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1.      Ketepatan dalam pemilihan kata dalam menyampaikan gagasan.
2.      Pengarang harus memiliki kemampuan dalam membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna, sesuai dengan gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa pembaca.
3.      Menguasai berbagai macam kosakata dan mempu memanfaatkan kata-kata tersebut menjadi kalimat yang jelas, efektif, dan efisien.
Contoh paragraf :

1. Hari ini Aku pergi ke pantai bersama dengan teman-temanku. Udara di sana sangat sejuk. Kami bermain bola air sampai tak terasa hari sudah sore. Kamipun pulang tak lama kemudian.
2. Liburan kali ini Aku dan teman-temanku berencana untuk pergi ke pantai. Kami sangat senang ketika hari itu tiba. Begitu sampai disana kami sudah disambut oleh semilir angin yang tak heti-hentinya bertiup. Ombak yang berkejar-kejaran juga seolah tak mau kalah untuk menyambut kedatangan kami. Kami menghabiskan waktu sepanjang hari di sana. Kami pulang dengan hati senang.

Kedua paragraph diatas memiliki makna yang sama, tetapi dalam pemilihan kata atau diksi, paragraph kedua lebih menarik bagi pembaca karena enak dibaca dan tidak membosankan.
B. Syarat-Syarat Pemilihan Kata
1. Makna Denotatif dan Konotatif
Makna denotatif adalah makna dalam alam wajar secara eksplisit. Makna wajar ini adalah makna yang sesuai dengan apa adanya. Denotatif adalah suatu pengertian yang terkandung sebuah kata secara objektif. Makna denotatif sering disebut makna konseptual.
Makna konotatif adalah makna asosiatif, makna yang timbul sebagai akibat dari sikap sosial, sikap pribadi dan kriteria tambahan yang dikenakan pada sebuah makna konseptual.

2. Makna Umum dan Makna Khusus
Kata umum adalah kata yang acuannya lebih luas. Kata khusus adalah kata yang acuannya lebih sempit atau khusus. Misalnya ikan termasuk kata umum, sedangkan kata khusus dari ikan adalah mujair, lele, gurami, gabus, koi. Contoh lainnya misalnya lele dapat menjadi kata umum, jika kata khususnya adalah lele lokal, lele dumbo.

3. Kata Konkrit dan Kata Abstrak
Kata konkrit adalah kata yang acuannya dapat diserap oleh pancaindra. Misalnya meja, rumah, mobil, air, cantik, hangat, wangi, suara. Sedangkan kata abstrak adalah kata yang acuannya sulit diserap oleh pancaindra. Misalnya perdamaian, gagasan. Kegunaan kata astrak untuk mengungkapkan gagasan rumit. Kata abstrak dapat membedakan secara halus antara gagasan yang bersifat teknis dan khusus. Pemakaian kata abstrak yang banyak pada suatu karangan akan menjadikan karangan tersebut tidak jelas dalam menyampikan gagasan penulis.

4. Sinonim
Sinonim adalah dua kata atau lebih yang pada asasnya mempunyai makna yang sama, tapi bentuknya berlainan. Kesinoniman kata tidaklah mutlak, hanya ada kesamaan atau kemiripan. Misalnya kata cermat dan cerdik yang keduanya bersinonim, tetapi keduanya tidaklah sama persis.
5. Kata Ilmiah dan Kata Populer
Kata ilmiah merupakan kata-kata logis dari bahasa asing yang dapat diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia. Kata-kata ilmiah biasa digunakan oleh kaum pelajar dalam berkomunikasi maupun dalam tulisan-tulisan ilmiah seperti karya tulis ilmiah, laporan ilmiah, skripsi, tesis, desertasi. Selain itu digunakan pada acara-acara resmi. Kata popular adalah kata yang biasa digunakan dalam komunikasi sehari-hari masyarakat umum.

Berikut adalah contoh dari kata-kata tersebut.

Kata Ilmiah:                             Kata Popular:
Analogi                                    kiasan
Final                                        akhir
Diskriminasi                             perbedaan perlakuan
Prediksi                                   ramalan
Kontradiksi                              pertentangan
Format                                     ukuran
Anarki                                     kekacauan
Biodata                                    biografi singkat
Bibliografi                                daftar pustaka


C. Pembentukkan Kata
Terdapat dua cara dalam pembentukkan kata, yaitu dari luar dan dari dalam bahasa Indonesia. Pembentukkan dari dalam yaitu terbetuknya kata baru dengan dasar kata yang sudah ada, sedangkan dari luar melalui proses serapan.




1. Kesalahan Pembentukkan dan Pemilihan Kata
Pada subbab ini akan disebutkan kesalahan dalam pembentukkan kata, yang sering ditemukkan dalam bahasa lisan maupun tulis.
1.      Penanggalan awalan meng-
2.      Penanggalan awalan ber-
3.      Peluluhan bunyi /c/
4.      Penyengauan kata dasar
5.      Bunyi /s/, /k/, /p/, dan /t/ yang tidak luluh
6.      Awalan ke- yang keliru pemakaian akhiran –ir
7.      Padanan yang tidak serasi
8.      Pemakaian kata depan di, ke, dari, bagi, pada, daripada, dan terhadap
9.      Penggunaan kesimpulan, keputusan, penalaran, dan pemukiman
10.  Penggunaan kata yang hemat
11.  Analogi
12.  Bentuk jamak dalam bahasa Indonesia

2. Definisi
Definisi adalah suatu pernyataan yang menerangkan pengertian suatu hal atau konsep istilah tertentu. Dalam hal membuat definisi hal yang tidak boleh dilakukan adalah mengulang kata yang kita definisikan.
Contoh definisi:
Majas personifikasi adalah kiasan yang menggambarkan binatang, tumbuhan dan benda-benda mati seakan hidup selayaknya manusia, seolah punya maksud, sifat, perasaan dan kegiatan seperti manusia. Definisi terdiri dari:

1. Definisi nominalis
Definisi nominalis adalah menjelaskan sebuah kata dengan kata lain yang lebih umum dimengerti. Biasanya digunakan untuk membuka suatu pembicaraan atau diskusi.

2. Definisi realis
Definisi realis adalah penjelasan tentang isi yang terkandung dalam sebuah istilah, bukan hanya menjelaskan tentang istilah. Defiisi realis terbagi atas : 
·         Definisi esensial, yaitu penjelasan dengan cara menguraikan perbedaan antara penjelasan dengan cara menunjukkan bagian-bagian suatu benda(definisi analitik) dengan penjelasan dengan cara menunjukkan isi dari suatu term yang terdiri atas genus dan diferensia(definisi konotatif).
·         Definisi diskriptif, yaitu pejelasan dengan cara menunjukkan sifat-sifat khusus yang menyertai hal tersebut dengan penjelasan dengan cara menyatakan bagaimana suatu hal terjadi.

3. Definisi praktis
Definisi praktis adalah penjelasan tentang suatu hal yang dijelaskan dari segi kegunaan atau tujuan. Definisi praktis terbagi atas tiga macam, yaitu : 
·         Definisi operasional, yaitu penjelasan dengan cara menegaskan langkah-langkah pengujian serta menunjukkan bagaimana hasil yang dapat diamati.
·         Definisi fungsional, yaitu penjelasan sesuatu hal dengan cara menunjukkan kegunaan dan tujuannya.
·         Definisi persuasif, yaitu penjelasan dengan cara merumuskan suatu pernyataan yang dapat mempengaruhi orang lain, bersifat membujuk orang lain.

3. Kata Serapan
Kata serapan adalah kata yang diadopsi dari bahasa asing yang sesuai dari EYD. Kata serapan merupakan bagian perkembangan bahasa Indonesia. Kosa kata bahasa Indonesia banyak yang menyerap dari bahasa asing. Bahasa-bahasa asing yang diserap kedalam bahasa Indonesia antara lain bahasa Sansekerta, Arab, Belanda, Inggris dan Tionghoa. Penyerapan kata kedalam bahasa Indonesia meliputi dua unsur, yaitu:

·         Keteraturan bahasa(analogi): dikatakan analogi jika kata tersebut memiliki bunyi yang sesuai antara ejaan dan pelafalannya.
·         Penyimpangan atau ketidakteraturan bahasa(anomali): dikatakan anomali apabila kata tersebut tidak sesuai antara ejaan dan pelafalannya.

4.Analogi
Karena analogi adalah keteraturan bahasa, tentu saja lebih banyak berkaitan dengan kaidah-kaidah bahasa, baik dalam bentuk fonologi, sistem ejaan, atau struktur bahasa. Beberapa kata yang sudah sesuai dengan sistem fonologi, baik melalui proses penyesuaian maupun tidak, misalnya:

Bahasa Indonesia                      Bahasa Aslinya
aksi                                          action(inggris)
bait                                          bait(arab)
boling                                       bowling(inggris)
dansa                                       dance(inggris)
derajat                                     darrajat(arab)
ekologi                                     ecology(inggris)
fajar                                          fajr(arab)
insane                                       insane(arab)


5. Anomali
Perhatikan kata-kata berikut ini :
Bahasa Indonesia                     Bahasa Aslinya
bank                                        bank(inggris)
intern                                       intern(inggris)
qur’an                                     qur’an(arab)
jum’at                                      jum’at(arab)

Beberapa kata diatas merupakan kata yang mengandung unsur anomali. Bila diamati lafal yang kita keluarkan dari mulut dengan ejaan yang tertera, tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yaitu bank=(nk), jum’at=(’).

Sedangkan kata-kata asing yang diserap ke dalam bahasa Indonesia secara utuh tanpa mengalami perubahan penulisan memiliki kemungkinan untuk dibaca bagaimana aslinya, sehingga timbul anomali dan fonologi, seperti contoh berikut : 

Bahasa Indonesia                       Bahasa Aslinya
expose                                       expose
export                                        export
exodus                                       exodus

Kadang-kadang kata tidak hanya satu morfem, ada juga yang terdiri dari dua morfem atau lebih, sehingga penyerapannya dilakukan secara utuh, misalnya : 

Bahasa Indonesia                      Bahasa Aslinya
federalisme                                federalism(inggris)
bilingual                                     bilingual(inggris)
dedikasi                                    dedication(inggris)
edukasi                                     education(inggris)


II
Kalimat Efektif

2.1   Pengertian Kalimat Efektif 
Kalimat dapat dikatakan efektif bila dirasa hidup dan mudah dipahami oleh pembaca atau pendengar dalam menangkap informasi yang ada dalam kalimat.
Kalimat yang efektif  mempersoalkan bagaimana ia dapat mewakili secara tepat isi pikiran atau perasaan pengarang/pembicara, bagaimana ia dapat mewakilinya secara segar, dan sanggup menarik perhatian pembaca dan pendengar terhadap apa yang dibicarakan (Keraf, 2004:40). Kalimat efektif juga mampu berusaha agar gagasan pokok selalu mendapat tekanan dalam pikiran para pembaca.
Jadi kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi syarat-syarat berikut:
1.   Secara tepat dapat mewakili gagasan atau perasaan pembicara atau penulis.
2.   Sanggup menimbulkan gagsan yang sama tepatnya dalam pikiran pendengar atau pembaca seperti yanng dipikirkan pembicara atau penulis.
Keraf (2004:40) menyatakan bahwa kita memerlukan syarat-syarat lain untuk dapat membuat kalimat yang efektif, yakni: kesatuan gagasan, koherensi yang kompak, penekanan, variasi, paralelisme, dan penalaran. Sementara menurut Akhadiah (1991:116) ciri kalimat yang efektif adalah kesepadanan dan kesatuan, kesejajaran bentuk (paralelisme), penekanan, kehematan dalam mengunakan kata, dan kevariasian dalam struktur kalimat.Tetapi dalam makalah ini kita hanya akan membahas salah satu unsur dalam membenuk kalimat efektif, yaknipenalaran atau logika.

2.2 Penalaran atau logika
Keraf (2004:40) menyatakan yang dimaksud dengan kalimat efektif adalah kalimat yang secara tepat dapat mewakili gagasan atau perasaan pembicara atau penulis. Berarti, bukan hanya struktur gramatikal yang berperan penting agar ide pokok kalimat dapat diungkapkan dengan baik dan benar. Ada unsur lain yang harus diperhatikan yaitu penalaran atau logika. Kalimat yang efektif harus logis karena setiap kalimat harus bisa dipertanggungjawabkan dari segi akal sehat dan sesuai dengan penalaran. Berikut ini adalah contoh kalimat yang logis dan tidak logis :
·         Kepada kepala sekolah waktu dan tempat kami persilahkan.  (tidak logis)
·         Untuk mempersingkat waktu mari kita lanjutkan acara ini. (logis)
Seluruh bagian dari kedua kalimat di atas sebenarnya bisa dimengerti, tetapi ada beberapa
bagian yang sulit diterima akal sehat. Maka dari itu, jalan pikiran penulis/pembicara menentukan mudah-tidaknya sebuah kalimat dipahami.
Berikut ini adalah uraian singkat beberapa hal dasar tentang proses berpikir logis.
2.2.1        Definisi
Definisi atau batasan yang tepat merupakan kunci dari ciri berpikir yang logis dan menjadi ciri-ciri menulis yang logis. Setiap istilah harus memiliki batasan arti yang jelas dan tepat agar tidak terjadi salah paham, serta setiap pembaca mengartikan sama.
Beberapa macam definisi:
2.2.1.1  Definisi berupa sinonim kata
           Definisi berupa sinonim kata adalah pembatasan pengertian sebuah kata dengan memberikan sinonim atau kata-kata yang bersamaan artinya dengan kata yang akan dijelaskan.  Misalnya kita membatasi pengertian kemerdekaan dengan kebebasan. Walaupun batasan ini tidak terlalu memberikan hasil yang memuaskan, tapi untuk tujuan praktis hal ini sangat membantu, terutama mengenai istilah-istilah teknis atau istilah-istilah yang belum dikenal. Contoh lain:
             Memboyak            =         jungkir balik
             Pekeras                =         upeti

2.2.1.2  Definisi berdasarkan etimologi
Definisi berdasarkan etimologi (asal-usul kata) adalah pembatasan pengertian sebuah kata dengan mengikuti jejak etimologi dan arti yang asli hingga arti yang sekarang. Tujuannya adalah untuk menunjukkan bahwa istilah itu tidak hanya mengandung pengertian yang sekarang saja. Contoh:
 Homonim: Homonim berasal dari bahasa yunani homo berarti sama dan nym berarti nama. Homonim adalah kata yang penamaan dan pengucapannya sama tetapi artinya berbeda.

2.2.1.3  Definisi formal atau riil
Definisi formal atau riil atau bisa disebut juga definisi logis adalah suatu cara untuk membatasi pengertian suatu istilah dengan membedakan genusnya dan mengadakan deferensiasinya. Maka dari itu, hal pertama yang dilakukan adalah melakukan klasifikasi atau menempatkan kata dalam kelas atau genusnya. Semakin sempit kelasnya, semakin baik definisinya.
Contoh:
Kata
Adalah
Kelas/genus
Mobil sedan
Sejenis kendaraan (kurang jelas karena kelasnya terlalu luas)
Sedan
Sejenis kendaraan darat roda empat (lebih jelas)
Parang
Sejenis senjata (kurang jelas)
Parang
Sejenis senjata tajam yang berbentuk seperti golok (lebih jelas)

   Langkah kedua adalah melakukan deferensiasi. Deferensiasi adalah menyebutkan ciri-ciri yang membedakan suatu kata dari anggota lain yang sekelasnya. 

Contoh:
Kata
Adalah
Kelas/genus
Diferensiasi
Sedan 
Sejenis kendaraan darat roda empat
Yang berukuran kecil dan memiliki bodi yang lebih pendek.
Parang
Sejenis senjata tajam yang berbentuk seperti golok
Tetapi ukurannya lebih besar dan memiliki ujung yang lebar.

Syarat untuk membuat definisi yang baik:
1)           Kata yang didefinisikan dan bagian yang mendefinisikan harus
            bersifat paralel atau sejajar bobotnya. Karena kedua bagian itu
sama persis, maka harus dihindari kata-kata: dimana, bilamana, bila, kalau dalam sebuah definisi.
Contoh:
·         Rumah adalah dimana orang tinggal. (salah)
·         Rumah adalah tempat tinggal manusia yang terbuat dari... (baik)
2)    Kata yang didefinisikan tidak boleh menjadi bagian dari yang
  mendefinisikan.
Contoh:
·         Membaca adalah kegiatan membaca dan menemukan makna dari tulisan. (salah)
·          Membaca adalah kegiatan merespon lambang-lambang tertulis dengan menggunakan pengertian yang tepat. (baik)
3)   Yang didefinisikan harus sama dengan yang mendefinisikan.
Contoh:
·         Hamba adalah manusia. (salah jika digunakan sebagai definisi, tetapi kalimat yang baik sebagai pernyataan)
·          Hamba adalah manusia milik orang lain. (baik)
4)   Bagian yang mendefinisikan tidak boleh bersifat negatif.
Contoh:
·         Pulpen adalah alat tulis yang tidak boleh digunakan untuk menulis di papan tulis

2.2.1.4                  Defini luas
Banyak kata, terutama kata-kata abstrak seperti: kebaikan, demokrasi, kebebasan, keadilan, liberal dan sebagainya. Kata-kata tersebut sulit dibatasi dengan hanya menggunakan satu kalimat dan membutuhkan lebih banyak keterangan daripada apa yang diperlukan oleh definisi formal.
Oleh karena itu, bila kita ingin menerangkan arti suatu kata untuk umum, kita harus membuat ilustrasi dengan membuat bandingan pengertian di daerah lain ataupun pengertian kata tersebut di masa lalu.   Perluasan yang demikian dari suatu definisi formal sebagai dasar, disebut definisi luas. Suatu definisi luas dapat terdiri dari suatu alinea panjang suatu artikel, bahkan kadang-kadang terdiri dari suatu buku besar yang beratus-ratus halaman panjangnya.

2.3      Generalisasi
   Generalisasi adalah suatu pernyataan yang mengatakan bahwa apa yang benar mengenai beberapa hal yang semacam, adalah benar atau berlaku pula untuk kebanyakan dari peristiwa atau hal yang sama.
   Misalnya dalam pengalaman kita yang pertama, ketika sepotong besi dimasukan ke dalam api, ternyata volumenya membesar. Pengalaman-pengalaman selanjutnya dengan: tembaga, kuningan, emas, perak dan alumunium memperlihatkan hal yang sama seperti besi. Berdaraskan kenyataan lain bahwa semua barang yang dikemukakan di atas adalah logam, maka kita membuat sebuah kesimpulan yang bersifat generalilasi: semua logam akan memuai bila dipanaskan.
   Generalisasi adalah sebuah proses berpikir yang esensial. Tanpa generalisasi tidak akan ada evaluasi terhadap pengalaman-pengalaman. Sebab itu dalam membuat sebuah generalisasi harus benar-benar diperhatikan apakah peristiwa-peristiwa yang dipakai cukup banyak dan meyakinkan. Bila barang yang dipakai sebagai dasar generalisasi tidak relevan, maka generalisasi akan pincang, akan ditolak oleh akal sehat.




III
Alinea atau Paragraf

A.  PENGERTIAN ALINEA

Paragraf (Alenia) merupakan kumpulan suatu kesatuan pikiran yang lebih tinggi dan lebih luas dari pada kalimat. Alenia merupakan kumpulan kalimat, tetapi kalimat yang bukan sekedar berkumpul, melainkan berhubungan antara yang satu dengan yang lain dalam suatu rangkaian yang membentuk suatu kalimat, dan juga bisa disebut dengan penuangan ide penulis melalui kalimat atau kumpulan alimat yang satu dengan yang lain yang berkaitan dan hanya memiliki suatu topic atau tema. Paragraf juga disebut sebagai karangan singkat. Alinea atau paragraf juga di artikan sebagai penuangan ide atau gagasan penulis melalui kalimat atau kumpulan kalimat yang satu dengan yang lain berkaitan dan hanya memiliki satu topik atau tema.
Dalam paragraf terkandung satu unit pikiran yang didukung oleh semua kalimat dalam kalimat tersebut, mulai dari kalimat pengenal, kalimat utama atau kalimat topic, dan kalimat penjelas sampai kalimat penutup. Himpunan kalimat ini saling berkaitan dalam satu rangkaian untuk membentuk suatu gagasan. Panjang pendeknya suatu paragraph akan ditentukan oleh banyak sedikitnya gagasan pokok yang diungkapkan. Bila segi-seginya banyak, memang layak kalau alenianya sedikit lebih panjang, tetapi seandainya sedikit tentu cukup dengan beberapa kalimat saja.

B. JENIS PARAGRAF

1.     Macam-macam alinea berdasarkan letak kalimat utamanya

            1. Deduktif: kalimat utama atau ide pokok diletakkan pada awal alinea
Contoh: Beberapa tips belajar menjelang Ujian Akhir Nasional. Jangan pernah belajar “dadakan”. Artinya belajar sehari sebelum ujian. Belajarlah muai dari sekarang. Belajar akan efektif kalaubelajar kumpulan soal. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menjawab soal-soal di bukukumpulan soal. Mencocokannya, lalu menilainya. Barulah materi yang tidak dikuasai dicari dibuku.

2. Induktif: kalimat utama atau ide pokok diletakkan pada akhir alinea
Contoh: Jangan pernah belajar “dadakan”. Artinya belajar sehari sebelum ujian. Belajarlah muai dari sekarang. Belajar akan efektif kalau belajar kumpulan soal. Hal ini dapat dilakukan dengancara menjawab soal-soal di buku kumpulan soal. Mencocokannya, lalu menilainya. Barulah materi yang tidak dikuasai dicari di buku. Itulah beberapa tips belajar menjelang Ujian Akhir  Nasional 



3. Variatif: kalimat utama diletakkan pada awal dan diulang pada akhir alinea
Contoh: Beberapa tips belajar menjelang Ujian Akhir Nasional (UAN). Jangan pernah belajar “dadakan”. Artinya belajar sehari sebelum ujian. Belajarlah muai dari sekarang. Belajar akanefektif kalau belajar kumpulan soal. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menjawab soal-soal dibuku kumpulan soal. Mencocokannya, lalu menilainya. Barulah materi yang tidak dikuasaidicari di buku. Oleh karena itu, maka sebaiknya para guru memberitahukantips belajar menjelang UAN.

2.     Macam-macam alinea berdasarkan tujuannya

1. Alinea Pembuka

Alinea pembuka merupakan bagian dari sebuah wacana atau karangan yang paling pertama kita temui. oleh karena situ, sebaiknya alinea pembuka itu disusun secara menarik agar memunculkan rasa ingin tahu kepada para pembaca. Dalam alinea pembuka sangat diharapkan dapat membimbing para pembaca untuk memasuki suatu jalan cerita atau isi dari wacana atau dengan kata lain alinea pembuka ini menyiapkan para pembaca untuk memasuki alinea isi. Rumusan alinea pembuka yang baik akan menjadi pedoman untuk pengembangan karangan menuju tingkat selanjutnya. Dengan pedoman itu maka akan tercapainya suatu kepaduan pada dalam sebuah wacana atau karangan.
Dalam karangan ilmiah, paragraf pembuka dapat berupa:
• Garis besar karangan dengan menonjolkan bagian yang dipandang penting.
•  Pemaparan isi dan maksud judul karangan.
• Kutipan pendapat pakar pada bidang ilmu yang bersangkutan.
•  Sitiran dari suatu pendapat
• Pembatasan objek dan subjeknya.
• Pemaparan arti penting masalah yang akan dibicarakan.
•   Gabungan dari beberapa cara di atas.
Contoh :
Jacques Cousteau lahir pada tanggal 11 Juni 1910 di St. Andre de Cubzac, Prancis. Sejak usia 4-5 tahun, ia sudah jatuh cinta pada air. Cousteau pandai berenang dan menyelam gara-gara waktu berusia 10 tahun dikirim ke sekolah musim panas di Danau harvey, AS. Oarng tuanya ketika itu tinggal di sana. Seorang gurunya agak sentimaen kepadanya. Boetz sering menghukumnya membersihkan dasar danau yang penuh ranting dan pohon kering. Kalau tidak dibersihkan, anak-anak yang terjun bisa celaka. Inilah asal mulanya ia semakain pandai berenang dan menyelam.

2. Alinea Isi
Alinea isi merupakan suatu ide pokok beserta pengembangannya dalam sebuah wacana atau karangan. Oleh karena itu, alinea isi merupakan bagian yang esensial dalam suatu wacana atau karangan. Maksudnya adalah alinea isi menjelaskan dengan cara menguraikan bagian-bagian ide pokok tersebut. Dalam menjelaskannya harus disusun dengan berurutan dan sesuai dengan asas-asas penalaran yang masuk akal atau logis.
Ada beberapa pola penyusunan kalimat-kalimat yang menjadi sebuah paragraf isi yang dapat dijadikan pedoman, yaitu :

·         Pola Urutan Waktu
Dalam pola urutan waktu, penulis mengungkapkan gagasan-gagasannya secara kronologis. Contoh:

1. Secara Eksplisit
Maharani Puspita Sari tidak hanya berfikir. Ia lantas mendiskusikan dengan guru atau teman-temannya. Selanjutnya, ia pun mengadakan penelitian masalah kondisi tanah di sekitar jalan tol. Akhirnya, remaja putri itu tercatat sebagai peseta lomba Karya Ilmu Pengetahuan Remaja 1982 dan siswa kelas II IPA SMA Regina Pacis (Bogor) itu tercatat sebagai pemenang harapan.

2. Secara Implisit
Ketukan tangan kecil di daun pintu sebuah rumah di pulau Mandangin, di malam buta pertengahan Februari yang lalu membangunkan penghuninya. Seorang bocah berseru dari luar memberi tahu, saat berangkat sudah tiba. Yang dipanggil bangkit dari tidurnya, berkemas, dan turun ke pantai. Si bocah yang di pulau itu disebut Kacong, berlalu kerumah lain untuk membangunkan yang lain pula, dan beberapa waktu kemudian sebuah perahu dengan 18 awak meluncur ke tengah laut. Nelayan pulau Mandangin turun mencari ikan. Besok siang mungkin mereka kembali ke darat dengan tangkapan yang lumayan, tetapi boleh jadi pula ia pulang dengan hasil yang nihil. Malam itu adalah melam mencari nafkah. Hari itu janji batas hutang yang ditumpuk sampai ratusan ribu rupiah untuk setiap orang tengah ditunaikan.

·         Pola Runtutan Tingkat

Dalam pola urutan tingkat, penulis mengungkapkan gagasan mulai dari tingkat terendah sampai dengan yang tertinggi, dari kecil sampai dengan yang besar, dan sebagainya. Contoh :
Meskipun tingkat pembangunan suatu desa berbeda dari satu desa ke desa lainnya, dari satu negara ke negara lainnya, akn tetapi ada suatu persamaan umum yang dapat diterima. Pertama, pembangunan diharapkan dapat memenuhi harapan semua penduduk . Kedua, pembangunan diharapkan dapat memenuhi kebutuhan akan pendidikan, dan pendapatan penduduk desa. Ketiga, dengan pembangunan desa diharapkan pendapatan penduduk dapat menjadi kekuatan penggerak utama di dalam berbagai bentuk yang positif. Keempat, pembangunan desa diharapkan pula dapat menjamin keselamatan atau jaminan dimasa mendatang. Kelima, pembangunan desa diharapkan membuka kesempatn memajukan karir masing-masing warga desa

·         Pola Urutan Apresiatif

Pada pola urutan apresiatif. Penulis mengungkapkan gagasannya berdasarkan, baik buruk, untung rugi, salah benar, berguna tidak berguna, dan sebagainya. Contoh :
Pernyataan bahwa business adalah unsur dari peternakan sering ditentang oleh banyak orang. Mereka bependapat bahwa dalam pertanian yang subsistence ataupun yang primitif beternak bukanlah suatu business tetapi, suatu cara hidup, suatu way of life. Pandangan ini bukan sering dikemukakan dengan tandas oleh banyak pejabat yang bertanggung jawab atasa produksi pertanian. Mungkin benar bahwa fungsi farming is way of life, sebab produksi dicampur aduk dengan konsumsi.,sebab usaha pertaniannya dipaterikan dengan kepuasan hidup dalam masyarakat taninya. Tetapi haruslah disadari pula pula selama tersangkut soal produksi, dan itulah business. Untuk menerangkan hal ini baiklah diteliti keadaan petani-peternak yang telah maju yang telah mengubah cara ‘primitif’ dengan cara ‘modern’. Petani-peternak terlibat dan makin lama makin terlibat dalam usaha jual dan beli. Menjual hasilnya yang berlebihan dan membeli alat-alat, serta bahan- bahan yang diperlukan untuk produksi. Bahkan dalam keadaan subsistence, petani yang maju tadi berpikir seperti pengusaha, sebagai businessmen, dan selalu bertindak secara itu.

·         Pola Urutan Tempat
Dalam pola urutan tempat, penulis mengungkapkan gagasannya mulai dari suatu tempat ketempat lainnya, misalnya dari atas ke bawah, dari dalam ke luar, dari kiri ke kanan, dan sebagainya. Urutan demikian dapat dikombinasikan dengan urutan berdasarkan tingkat pentingnya suatu tempat, dari tempat yang terpenting ke tempat yang penting sampai tempat yang kurang penting. Contoh :

Sebelum perahu bertolak ketengah laut, Suhardi disibukkan oleh tugas membenahi semua perlengkapan. Kalau tempat yang dituju sudah dicapai, dan jaring telah ditebarkan, anak laki-laki sembilan tahun ini meloncat ke air bersama sepotong bambu sepanjang tiga meter sebagai pelampung. Dia harus mencebur ke air waktu malam hari sekali pun. Tugasnya saat ini adalah membetulkan payang (jaring), atau menjaganya jangan tersangkut didalam air. Untuk itu, dia mengapung di laut selama satu setengah atau dua jam. Dan kembali ke perahu berbarengan dengan naiknya jaring.

·         Pola Urutan Klimaks
Pola urutan klimaks ini hampir sama dengan pola urutan tingkat. Hanya saja, dalam pola urutan klimaks ini terkandung adanya intensitas yang semakin menaik, sedangkan dalam pola urutan tingkat tidak begitu ditonjolkan jadi, dalam pola urutan klimaks, penulis mengungkapkan gagasannya dengan urutan yang setiap kali semakin meningkat intensitasnya, dan berakhir pada gagasan yang paling intens. Contoh :

Dalam film terlihat seekor kera yang semula lincah akhirnya lumpuh, dan buta setelah dicekoki obat mencret Entro Vioform, 6 butir setiap hari selama 2 minggu. Hadirin menarik nafas. Tetapi suasana menekan perasaan justru tambah menjadi-jadi setelah film berakhir, dan lampu dinyalakan diruang Press Club.

·         Pola Urutan Antikimaks
Pola urutan antiklimaks ini merupakan kebalikan dari pola urutan klimaks. Jadi, pola urutan antiklimaks ini berangkat dari suatu yang paling intens menuju ke yang intens sampai ke yang kurang intens. Dalam cerita rekaan (novel, cerpen, drama), klimaks dan antiklimaks, dan setelah sampai pada puncaknya menuju ke antiklimaksnya yang berupa penyelesaian.

·         Pola Urutan Khusus Umum
Dalam pola urutan khusus ke umum ini, penulis mula-mula mengungkapkankan gagasan-gagasan suatu hal yang khusus, kemudian diungkapkan keumuman atau rampatan generalisasinya. Contoh :
Manusia adalah makhluk yang sedikit empedunya, dan panjang umurnya. Kuda juga sedikit empedunya. Demikian juga keledai, dan binatang-binatang lainnya yang serupa itu. Jadi, semua makhluk yang sedikit empedunya berumur panjang.

·         Pola Urutan Sebab – Akibat
Dalam pola urutan ini, penulis mengungkapkan gagasannya bertolak dari suatu akibat atau efek terdekat dari pernyataan itu. Contoh :
 Kalau kemarau tengah berlangsung, sinar matahari terasa menyengat di Pulau Kambing. Selama empat bulan semua tumbuh-tumbuhan di pulau itu merangas. Angin meniup daun-daunnya yang kering hingga rontok ke bumi. Dari kejauhan yang kelihatan hanya rumah penduduk. Pada saat itu, orang berpunya yang mampu membuat bak mandi dari semen mungkin masih menyimpan persediaan air hujan. Beberapa penduduk datang ke sana sebagai pembeli. Lima ratus empat puluh tiga sumur yang ada disana mengeluarkan air yang asinnya persis seperti air laut. Air itu tak dapat diminum, ataupun digunakan untuk menanak nasi

·         Pola Urutan Tanya – Jawab
Dalam pola urutan tanya- jawab ini, penulis mula-mula mengemukakan gagasannya dalam bentuk pertanyaan, kemudian diikuti dengan jawaban pertanyaan itu.Contoh :
 Apa saja yang penting untuk diperhatikan oleh seorang pemimpin diskusi agar diskusinya dapat mencapai sasaran? Sesorang pemimpin diskusi hendaknya tidak mendominasi jalannya diskusi. Dia bertanggung jawab mengatur agar diskusi berjalan lancar menurut arah yang dikenhendakai pokok persoalan bersama, dan harus menstimulir anggota diskusi untuk berpartisipasi, serta menjuruskan kearah pemikiran. Dia pun harus mencegahadanya monopoli pembicaraan oleh seorang peserta saja, dan kalau ada salah paham atau perbedaan pendapat harus mengusahakan penyelesaiannya. Pada akhir diskusi, pemimpin diskusi harus membuat ringkasan, kesimpulan atau hasil diskusi.

3. Alinea Penutup

Alinea ini merupakan kebulatan dari masalah-masalah yang dikemukakan pada bagian wacana atau karanan sebelumnya. Alinea ini merupakan kebulatan dari masalah-masalah yang dikemukakan pada bagian wacana atau karanan sebelumnya. Selain itu alinea penutup juga harus mengandung kesimpulan yang benar-benar mengakhiri uraian wacana atau karangan tersebut. Karena bertugas untuk mengakhiri suatu wacana, maka alinea penutup yang baik ialah yang tidak terlalu panjang, tetapi juga tidak terlalu pendek. Akan tetapi, alinea penutup harus menimbulkan kesan tersendiri bagi para pembaca.
Paragraf penutup biasanya berisi simpulan (untuk argumentasi) atau penegasan kembali (untuk eksposisi) mengenai hal-hal yang dianggap penting.

Contoh alinea penutup yang berupa kesimpulan :
Media cetak tergolong tertua kehadirannya di Indonesia dibandingkan dengan jenis media lainya (radio, film, dan tv), seorang pembaca surat biasanya adalah pendengar radio,dan penonton tv. Dengan demikian, media cetak mempunyai peranan yang yang khas dalam penyampaian informasi. Bukan saja untuk menghidupkan tradisi menulis, dan minat baca masyarakat, tetapi ia metupakan bagian terpenting dalam penciptaan suasana kemasyarakatan yang dinamis, dan harmonis dari keseluruhan sistem media komunikasi modern, baik diaderah pedesaan, dan terlebih-lebih lagi di daerah perkotaan.

Contoh alinea penutup yang berupa ringkasan :
Beberapa hal yang dapat diringkaskan dari pengamatan di atas. Pertama, terdapat gejala rendahnya mutu murid SD di seluruh Indonesia,yaitu murid SD tidak hanya mampu mencapai 50 % standar pengetahuan yang diharapkan dapat dicapai oleh mereka. Kedua, daerah-daerah dengan mutu murid SD yang lebih tinggi daripada rata-rata nasional terletak di Indonesia bagian barat. Ketiga, ilmu pengetahuan alam adalah ilmu yang paling parah diderita oleh semua murid SD, sedang matematika mrupakan ilmu pengetahuan yang paling kaut mereka miliki. Keempat, rendahnya mutu murid SD terjadi dalam jumlah murid yang naik dengan deras.

Contoh alinea penutup yang berupa penekanan kembali hal-hal yang penting
 Harus diakui bahwa ketegasan di dalam menghadapi dan memecahkan secara tepat persoalan yang menyangkut Pancasila itu merupakan faktor penting yang memungkinkan terwujudnya stabilitas dan pembangunan nasional. Kejadian sejarah yang penuh ujian bagi Pancasila kiranya akan membawa bangsa ini kedalam tataran yang lebih dalam, dan lebih penting yaitu pengalaman, dan penghayatan Pancasila secara lebih mantap lagi. Sesudah stabilitas nasional dapat diwujudkan, dan di dalam dasar itu eksistensi bangsa dan negara ini mempunyai landasan yang sangat kuat, yaitu Pancasila maksud dalam sikap dan hati nurani manusia-manusia Indonesia.

Contoh alinea penutup yang berupa saran :
Demikianlah peta bumi KMD. Jangkauan KMD sangat luas, meluputi sebagian besar rakya Indonesia. Pemerintah dalam hal ini hanya sekedar memberi dorongan pada pertumbuhan dan perkambangan pers nasional, khususnya yang terbit di daerah-daerah. Selanjutnya para penerbit pers itu sendirilah yang harus bekerja keras: menyusuri pantai,dan sungai-sungai, memasuki hutan-hutan, ngarai, dan daerah-daerah pegunungan untukmmencapai masyarakat pedesaan yang menjadi sasaran KMD.

Contoh alinea penutup yang berupa harapan :
Mudah-mudahan pedoman ini bermanfaat bagi usaha peningkatan sutau laporan hasil penelitian, dan peningkatan koefisienan, serta keefektifan pengelolaan penelitian bahasa, dan sastra. Dan untuk lebih dapat mewujudkan harapan ini, segera kritik, dan saran para pemakai buku ini akan dimanfaatkan.
  

3.     Macam-macam paragraf berdasarkan isi

1.      Eksposisi
Berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi. Contoh:
Para pedagang daging sapi di pasar-pasar tradisional mengeluhkan dampak pemberitaan mengenai impor daging ilegal. Sebab, hampir seminggu terakhir mereka kehilangan pembeli sampai 70 persen. Sebaliknya, permintaan terhadap daging ayam dan telur kini melejit sehingga harganya meningkat.
2.      Argumentasi
Bertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat/ kesimpulan dengan data/ fakta konsep sebagai alasan/ bukti. Contoh:
Sebagian anak Indonesia belum dapat menikmati kebahagiaan masa kecilnya. Pernyataan demikian pernah dikemukakan oleh seorang pakar psikologi pendidikan Sukarton (1992) bahwa anakanak kecil di bawah umur 15 tahun sudah banyak yang dilibatkan untuk mencari nafkah oleh orang tuanya. Hal ini dapat dilihat masih banyaknya anak kecil yang mengamen atau mengemis di perempatan jalan atau mengais kotak sampah di TPA, kemudian hasilnya diserahkan kepada orang tuanya untuk menopang kehidupan keluarga. Lebih-lebih sejak negeri kita terjadi krisis moneter, kecenderungan orang tua mempekerjakan anak sebagai penopang ekonomi keluarga semakin terlihat di mana-mana.
3.      Deskripsi
Berisi gambaran mengenai suatu hal atau keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, merasa atau mendengar hal tersebut. Contoh:
Gadis itu menatap Doni dengan seksama. Hati Doni semakin gencar memuji gadis yang mempesona di hadapanya. Ya, karena memang gadis didepannya itu sangat cantik. Rambutnya hitam lurus hingga melewati garis pinggang. Matanya bersinar lembut dan begitu dalam, memberikan pijar mengesankan yang misterius. Ditambah kulitnya yang bersih, dagu lancip yang menawan,serta bibir berbelah, dia sungguh tampak sempurna.
4.      Persuasi
Karangan ini bertujuan mempengaruhi emosi pembaca agar berbuat sesuatu.Contoh:
Dalam diri setiap bangsa Indonesia harus tertanam nilai cinta terhadap sesama manusia sebagai cerminan rasa kemanusiaan dan keadilan. Nilai-nilai tersebut di antaranya adalah mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya, mengembangkan sikap tenggang rasa dan nilai-nilai kemanusiaan. Sebagai sesama anggota masyarakat, kita harus mengembangkan sikap tolong-menolong dan saling mencintai. Dengan demikian, kehidupan bermasyarakat dipenuhi oleh suasana kemanusian dan saling mencintai.
5.      Narasi
Karangan ini berisi rangkaian peristiwa yang susul-menyusul, sehingga membentuk alur cerita. Karangan jenis ini sebagian besar berdasarkan imajinasi.Contoh:
Jam istirahat. Roy tengah menulis sesuatu di buku agenda sambil menikmati bekal dari rumah. Sesekali kepalanya menengadah ke langit-langit perpustakaan, mengernyitakan kening,tersenyum dan kembali menulis. Asyik sekali,seakan diruang perpustakaan hanya ada dia.
  
C. SYARAT PARAGRAF
1.     Kesatuan
yaitu semua kalimat dalam paragraf  itu secara bersama-sama mendukung satu ide atau gagasan pokok. Jadi, tidak boleh ada kalimat sumbang atau menyimpang dari pikiran utamanya.
2.      Koherensi
 yaitu kepaduan atau kekompakan hubungan antara kalimat satu dengan kalimat lain dalam paragraf tersebut. Kepaduan kalimat dalam suatu paragraf dapat dijalin dengan penanda hubungan, baik penanda hubungan eksplisit maupun implisit.
3.      Pengembangan
 yaitu pengembangan ide atau gagasan dengan menggunakan kalimat-kalimat pendukung.
4.      Efektif
yaitu disusun dengan menggunakan kalimat efektif sehingga ide bisa tersampaikan dengan tepat.


D.  BAGIAN PENTING PARAGRAF
            Disetiap alinea pasti ada kalimat yang saling berhubungan dengan kalimat lainnya. Maka pada saat melakukan penulisan, kita harus memiliki dua buah kalimat penting yaitu kalimat utama dan kalimat penjelas.
·         Kalimat Pokok
Biasanya diletakkan pada awal paragraf, tetapi bisa juga diletakkan pada bagian tengah maupun akhir paragraf. Kalimat pokok adalah kalimat yang inti dari ide atau gagasan dari sebuah paragraf.
·         Kalimat Penjelas
Kalimat penjelas adalah kalimat yang memberikan penjelasan tambahan atau detail rincian dari kalimat pokok suatu paragraf.

E. FUNGSI PARAGRAF
Berikut ini merupakan fungsi paragraf:
1.  Mengekspresikan gagasan tertulis dengan memberi bentuk suatu pikiran dan perasaan ke dalam serangkaian kalimat yang tersusun secara logis, dalam suatu kesatuan.
2.      Menandai peralihan (pergantian) gagasan baru bagi karangan yang terdiri beberapa paragraf, ganti paragraf berarti ganti pikiran.
3.      Memudahkan pengorganisasian gagasan bagi penulis, dan memudahkan pemahaman bagi pembacanya
4.      Memudahkan pengembangan topik karangan ke dalam satuan-satuan unit pikiran yang lebih kecil.
5.       Memudahkan pengendalian variabel terutama karangan yang terdiri atas beberapa variabel.

F. UNSUR ALINEA
Alinea adalah satu kesatuan ekspresi yang terdiri atas seperangkat kalimat yang dipergunakan oleh pengarang sebagai alat untuk menyatakan dan menyampaikan jalan pikirannya kepada para pembaca.Supaya pikiran tersebut dapat diterima oleh pembaca,alinea harus tersusun secara logis-sistematis.Alat bantu untuk menciptakan susunan logis-sistematis itu adalah unsur-unsur penyusun alinea,seperti transisi (transition),kalimat topik (topic sentence),kalimat pengembang (development sentence),dan kalimat penegas.
Kalimat-kalimat yang membangun paragraf pada umumnya dapat diklasifikasikan atas dua macam, yaitu (1) kalimat topik atau kalimat utama, dan (2) kalimat penjelas atau kalimat pendukung.
Kalimat topik atau kalimat utama, biasanya ditempatkan secara jelas sebagai kalimat awal suatu paragraf. Kalimat utama ini kemudian dikembangkan dengan sejumlahkalimat penjelas sehingga ide atau gagasan yang terkandung kalam kalimat utama itu menjadi semakin jelas.
Ciri kalimat topik adalah:
1.      Mengandung permasalahan yang potensial untuk dirinci atau diuraikan lebih lanjut
2.      Merupakan kalimat lengkap yang dapat berdiri sendiri
3.      Mempunyai arti yang cukup jelas tanpa harus dihubungkan dengan kalimat lain
4.      Dapat dibentuk tanpa bantuan kata sambung dan frasa transisi.
Ciri kalimat penjelas adalah:
1.      (Dari segi arti) sering merupakan kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri.
2.      Arti kalimat kadang-kadang baru jelas setelah dihubungkan dengan        kalimat lain dalam paragraf.
3.      Pembentukannya sering memerlukan bantuan kata sambung dan frasa transisi.
4.      Isinya berupa rincian, keterangan, contoh, dan data lain yang mendukung kalimat topik.
Kalimat-kalimat penjelas atau kalimat-kalimat bawahan itu menjelaskan kalimat topikdengan empat cara, yaitu:
1.      Dengan ulangan, yaitu mengulang balik pikiran utama. Pengulangannya biasanya menggunakan kata-kata lain yang bersamaan maknanya (sinonimnya).
2.      Dengan pembedaan, yaitu dengan menunjukkan maksud yang dikandung oleh pikiran utama dan menyatakan apa yang tidak terkandung oleh pikiran utama.
3.      Dengan contoh, yaitu dengan memberikan contoh-contoh mengenai apa yang dinyatakan dalam kalimat topik.
4.      Dengan pembenaran, yaitu dengan menambahkan alasan-alasan untuk mendukung ide pokok. Biasanya kalimat pembenaran itu diawali/disisipi kata “karena, sebab”.



  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS