Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

BAB IV - MEMBENTUK MANUSIA BERBUDAYA

Tugas Softskill
Ilmu Budaya Dasar
 
BAB IV
MEMBENTUK MANUSIA BERBUDAYA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Sosial Dasar
Disusun oleh:
Shifa Awaliyah (18113444)
1KA07
FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI
JURUSAN SISTEM  INFORMASI
UNIVERSITAS GUNADARMA


MEMBENTUK MANUSIA BUDAYA


BAB I
PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang
Indonesia terkenal dengan keragaman budayanya. Manusia dan kebudayaan adalah satu hal yang tidak bisa di pisahkan karena di mana manusia itu hidup dan menetap pasti manusia akan hidup sesuai dengan kebudayaan yang ada di daerah yang di tinggalinya.
Manusia diciptakan selain sebagai makhluk individu juga sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk individu, manusia mempunyai berbagai macam hak dan kewajiban. Begitu pula sebagai makhluk sosial, manusia hendaknya dapat menjaga hubungan baik dengan sesama, menumbuhkan rasa kepedulian sosial serta rasa kesetiakawanan. Karena dalam kehidupan, manusia selalu membutuhkan bantuan dari orang lain. Selain itu, manusia diciptakan dengan berbagai kelebihan dan kekurangan yang berbeda-beda dan saling melengkapi.
Setiap manusia juga memiliki kebudayaan yang berbeda-beda, itu disebabkan mereka memiliki pergaulan sendiri di wilayahnya sehingga manusia di manapun memiliki kebudayaan yang berbeda masing-masing. Perbedaan kebudayaan disebabkan karna perbedaan yang dimiliki seperti faktor Lingkungan, faktor alam, manusia itu sendiri dan berbagai faktor lainnya yang menimbulkan Keberagaman budaya tersebut Seiring dengan berkembangnya teknlogi informasi dan komunikasi yang masuk ke Indonesia diharapkan dapat dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap kebudayaan masing – masing daerah, karena kebudayaan merupakan jembatan yang menghubungkan dengan manusia yang lain.

1.1             Rumusan Masalah

1.      Apakah pengertian manusia dan budaya ?

2.      Bagaimana kaitan manusia dan budaya?

3.      Bagaimana membentuk manusia berbudaya?

1.3 Tujuan Penulisan

1.      Memberikan wawasan kepada pembaca mengenai membentuk manusia berbudaya.

2.      Menyadarkan kepada pembaca pentingnya budaya terhadap pola hidup manusia.

3.      Mumbuhkan rasa cinta kepada terhadap terhadap budaya sendiri.

4.      Memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Budaya Dasar.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Manusia dan Budaya

Manusia pada dasarnya adalah makhluk budaya yang harus membudayakan dirinya. Manusia sebagai makhluk budaya mampu melepaskan diri dari ikatan dorongan nalurinya serta mampu menguasai alam sekitarnya dengan alat pengetahuan yang dimilikinya. Hal ini berbeda dengan binatang sebagai makhluk hidup yang sama-sama makhluk alamiah, berbeda dengan manusia hewan tidak dapat melepaskan dari ikatan dorongan nalurinya dan terikat erat oleh alam sekitarnya. Manusia diciptakan oleh Tuhan sebagai makhluk hidup yang paling sempurna. Manusia dilengkapi dengan akal pikiran serta hawa nafsu. Tuhan menanamkan akal dan pikiran kepada manusia agar dapat digunakan untuk kebaikan mereka masing – masing dan untuk orang di sekitar mereka.
Adapun hakikat manusia adalah sebagai berikut :
·  Makhluk yang memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
·  Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku intelektual dan sosial.
·     Mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif, mampu mengatur dan mengontrol dirinya dan mampu menentukan nasibnya.
·    Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik untuk ditempati .
·     Makhluk Tuhan yang berarti ia adalah makhluk yang mengandung kemungkinan baik dan jahat.

Budaya adalah suatu kegiatan rutinitas yang dilakukan berulang-ulang setiap harinya pada sebuah kelompok dan diwariskan kepada generasi-generasi berikutnya. Dan budaya juga terbentuk dari berbagai unsur salah satunya yaitu dari Politik, Agama, dan Adat Istiadat disetiap daerah dari berbagai penjuru dunia. Tidak hanya itu saja mulai dari cara berpakaian, musik, tarian, makanan, tempat tinggal (rumah) yang ditempati, dan juga bahasa yang kita digunakan sehari-hari. Dan seperti yang kita ketahui dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak akan terlepas dari beberapa hal tersebut yaitu dari bahasa yang digunakan sehari-hari, desain rumah yang digunakan pada suatu daerah tertentu, cara berpakaian yang berbeda-beda pada setiap daerah. Ada pun juga beberapa masyarakat yang kesulitan akan memahami kebudayaan lain saat mengunjungi suatu daearah yang berbeda, terutama di negara Indonesia yang terkenal dengan berbagai macam kebudayaan yang terdapat didalamnya. Jadi tidak heran semua masyarakat di Indonesia memahami atau mengerti disuatu wilayah dengan kebudayaan yang berbeda-beda.



2.2             Hubungan Manusia dan Budaya

Ada banyak alasan mengapa bisa dikatakan manusia itu tidak bisa dilepaskan dari suatu kebudayaan atau manusia itu selalu dihubungkan dengan kebudayaan, dan hamper setiap aktifitas yang dilakukan manusia adalah sebuah kebudayaan. Dari sehari-hari mereka melakukan berbagai rutinitas yang sama disuatu tempat kerja, sekolah, kampus, dsb. Serta dalam berbagai kebudayaan yang dilakukan pada setiap manusia dapat menerapkan suatu budaya untuk taat pada aturan yang telah ditetapkan  pada suatu tempat.
Walaupun pada awalnya ada beberapa peraturan yang dibuat untuk dipatuhi oleh manusia karena banyaknya suatu tingkah laku manusia yang tidak layak untuk dilihat atau dicontoh oleh masyarakat yang berada disekitar.  Ada pun yang diungkapkan dari para ahli antropolog yang menyatakan bahwa kebudayaan itu justru merupakan “alam manusia” dan semua manusia memiliki kemampuan untuk menyusun pengalamannya sendiri, menterjamahkan penyusunan ini secara simbolis berkat kemampuan berbicara dan mengajar paham tersebut kepada manusian lainnya.Karena manusia mendapati kebudayaan lewat proses belajar enkulturisasi dan sosialisasi, dan dari kecil sudah mengetahui apa-apa saja yang dilakukan oleh orang tuanya dalam kegiatan sehari-hari, jadi manusia akan terbiasa dengan apa yang dilihatnya dan melakukannya secara berulang-ulang. Orang yang tinggal di tempat yang berbeda atau keadaan yang berbeda, mengembangkan kebudayaan yang berbeda. Para antropolog juga mengemukakan bahwa melalui kebudayaan, orang dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya secara atau mendapatkan dari lingkungan dan pergaulan sekitar (non-genetik), sehingga orang yang tinggal di lingkungan yang berbeda sering akan memiliki kebudayaan yang berbeda. Teori antropologi terutama berasal dari kesadaran dan minat masyarakat akan perselisihan antara segi lokal (kebudayaan tertentu) dan global (kemanusiaan secara umum, atau jaringan hubungan antara orang di tempat atau keadaan yang berbeda) yang terdapat di suatu daerah tertentu atau dearah lainnya.


2.3             Membentuk Manusia yang berbudaya

Manusia memiliki cara pandang yang berbeda sesuai dengan apa yang mereka dapat dari kebudayaan masing-masing, yang dimaksud dengan kebudayaan masing-masing itu berdasarkan asal tempat tinggal mereka, kepercayaan mereka, pandangan politik yang mereka pelajari. Sehingga tidak semua manusia itu sama dari cara berfikir mereka, maka dari itu manusia memiliki tingkah laku yang berbeda dan gaya hidup yang berbeda pula, karena manusia terbagi atas berbagai suku yang tersebar di berbagai belahan dunia dan khususnya di Indonesia sebagai negara yang memiliki banyak kebudayaan.
Saat ini banyak berbagai peran manusia yang digunakan untuk mencerminkan kepribadian masing-masing, ada yang positif ada pula yang negatif, hal itu dapat di peroleh manusia dengan cara bagaimana mereka dapat menilai suatu yang baik dan buruk dan menganbil suatu keputusan yang tepat dalam memilih suatu tindakan yang akan di kerjakan nantinya. Seperti sekarang banyak kasus yang terjadi akibat ulah manusia itu sendiri, ada yang bernilai positif dan negatif itu tergantung bagaimana cara masyarakat membentuk suatu kebudayaan masing-masing. Sebagai contohnya banyak masyarakat melakukan suatu kegiatan positif pada setiap minggu di daerah sekitar rumahnya dengan cara melakukan gotong royong untuk membersihkan lingkungan untuk kepentingan bersama-sama, hal tersebut di katakan sebagai kebudayaan karena sudah menjadi rutinitas mereka pada setiap pecan untuk berjanji membuat suatu kegiatan dan membuat suatu tata tertib dalam lingkungannya.
Dan juga ada beberapa masyarakat yang membentuk suatu kebudayaan buruk di lingkungan atau di dearahnya, karena beberapa masyarakat yang kurang peduli akan keadaan dan situasi lingkungannya. Hal ini menyebabkan timbulnya sebuah konflik yang ada di lingkungan sekitar seperti pertengkaran antar tetangga atau peperangan antar daerah yang menimbulkan perpecahan darah antara satu sama lainnya, dan tidak peduli dengan anak sendiri yang tidak melihat bagaimana perkembangan anaknya hingga tumbuh menjadi anak yang tidak bermoral dan tidak patut di contoh untuk anak seusianya. Hal seperti ini juga dikarenakan sifat orang tua yang keras tidak memandang anaknya hingga nantinya anak tersebut akan mencontoh sifat dan karakter orang tuanya, karena hal tersebut di nilai baik. Saat ini marak sekali terjadinya berbagai perpecahan khususnya antara pelajar, hal tersebut di karenakan tumbuhnya suatu kebudayaan yang buruk di dalam lingkungannya.
Sifat kepedulian antar sesama manusia itu memang sangat penting untuk saling menjaga dan saling menghormati satu sama lain dalam menjalin sautu hubungan yang erat agar tidak menimbulkan suatu konflik, karena ada beberapa manusia yang tidak dapat menerima suatu unsur budaya dari daerah lain yang timbul perbedaan hal seperti ini sangat berbahaya untuk di lihat khususnya kepada generasi muda, karena ketidakpahaman suatu budaya lain dan kurangnya pemahaman suatu budaya berbeda yang belum pernah di lihat sampai saat ini.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari pembahasan di atas dapat di simpulkan bahwa manusia memang tidak akan terlepas dari suatu kebudayaan. Dan kebudayaanlah yang membentuk suatu pola pikir manusia, dan suatu kebudayaan itu tidak hanya di dapatkan hanya dari daerah asal manusia itu lahir, dan tinggal untuk hidup di sana. Akan tetapi sebuah kebudayaan itu juga bisa di dapatkan melalui pergaulan dan lingkungan yang di singgahi, dari situlah manusia dapat menilai suatu keputusan yang tanggapi untuk menjadi suatu patokan hidup.



3.2 Referensi

Harrison, Lawrence E. Samuel P. Huntington. 2006. Kebangkitan peran budaya : bagaimana nilai-nilai membentuk kemajuan manusia.  Jakarta : Pustaka LP3ES Indonesia.

S, Woro Aryandini. 2000. Manusia Dalam Tinjauan Ilmu Budaya Dasar. Jakarta : Universitas Indonesia (UI-Press).




 

 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS